keep being good, and all the goodness will come around


Entah bagaimana. Kami dapat menjadi begitu akrab. Saling melengkapi dan mengisi satu sama lain. Seringkali kami memiliki pemikiran yang sama terhadap suatu hal. Sehingga kami berpikir bahwa tanpa mengucapkan sepatah katapun kami sudah tahu apa isi di kepala masing-masing.

“Mungkin kita ini memang saudara kembar di kehidupan sebelumnya,” begitu yang kerap ia lontarkan. Kemudian kami akan tergelak-gelak bersama. Seringkali aku melupakan satu hal, aku lupa bahwa ia adalah bosku. Namun hubungan kami bukan seperti bos dan karyawan. Lebih dari sekadar teman. Lebih dari sekadar sahabat.

“Sudahlah Mario, di sini aja. Kamu butuh apa? Tante bisa bantu kamu. Asal kamu tetep di sini.” Begitu mama cicik membujukku melalui telepon pagi itu. Nampaknya cicik bercerita pada papa dan mamanya bahwa aku akan pergi.

Setiap hari, tante tak pernah lupa membawakan aku bekal makan siang, buah-buahan, dan kue-kue yang sudah dikemas rapi. Tak henti-hentinya aku berpikir, “Mengapa ia begitu sempat menyiapkan bekal makan siang untukku sementara ia sendiri pun sibuk mengurus bisnisnya?”

Seperti malam tadi. Cicik memintaku untuk menemaninya lembur di kantor untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, sehingga ketika yang lain sudah meninggalkan kantor, aku tetap duduk di kursiku untuk menemani cicik. Namun, sebelum mulai bekerja lembur, cicik memintaku untuk keluar makan malam.

Karena pergi dengan mobil cicik dan drivernya, maka aku meninggalkan motorku di depan kantor, tak menyadari bahwa ketika malam semakin larut, maka daerah kantorku serupa dengan sarang penyamun.

Ketika aku diantar kembali ke kantor, ternyata seseorang tengah menjaga motorku dan menyimpan helmku ke tempat yang lebih aman. Saat itu aku hanya berterima kasih atas kebaikan hati orang tersebut.

 Keesokan paginya, ketika aku kembali ke kantor. Seorang karyawan dari toko milik tante mendatangiku.
“Semalam pulang jam berapa?”
“Sekitar jam 10, Pak.”
“Ooh, semalam ibu kepikiran. Karena kantor sudah tutup tapi motor masih di luar. Ibu kepikiran, takut motornya kenapa-napa. Akhirnya ibu bayar orang buat jagain motor Pak Mario.”

Saat itu aku terpekik. Baru kali ini aku merasakan kebaikan dan perhatian yang begitu nyata. Jadi semalam, seseorang itu memang orang utusan tante yang telah dibayar untuk menjaga motorku hingga aku kembali.

Orang-orang seperti tante inilah yang membuatku yakin bahwa populasi orang baik di dunia ini masih begitu banyak. Dan semoga kebaikan-kebaikan yang kuterima dari orang sekitar dapat berefek domino padaku. Sehingga aku bisa menebar lebih banyak kebaikan.

Comments

Popular posts from this blog

With all her imperfections, she's trying to be perfect for me

My 2023 So Far

the best job...ever