Posts

Showing posts from November, 2016

the next step of life : work life

Aku memang selalu mengagumi para pekerja bank, yang berpenampilan rapi dan menarik, berwajah cantik dan tampan, selalu tersenyum dan bersikap ramah seolah hidup tak ada beban. Namun aku tak pernah berpikir akan menjadi bagian dari mereka. Aku tak tahu banyak soal perbankan. Ketika kuliah, kukira aku akan berkarir di dunia jurnalistik karena aku mengambil konsentrasi jurnalistik, sehingga mungkin aku tidak jauh-jauh dari dunia tulis-menulis, dunia berita, atau dunia penyiaran. Namun belakangan kusadari bahwa kemampuanku di dunia jurnalistik tidaklah dapat diandalkan. Kemampuanku di bidang jurnalistik hanya di permukaan, aku pun tidak terlalu punya passion di sana. Sehingga aku ingin berkarir di luar dunia jurnalistik. Namun hari ini, aku terbangun dengan perasaan cemas. Seminggu berlalu semenjak aku melakukan interview dengan seorang HRD dan user di sebuah Bank BUMN. Namun hingga hari ini tak juga ada kabar lebih lanjut. Apakah aku ditolak? Apakah aku telah melakukan kesalahan pada

Sop Buntut

“Ayolah, Mas. Kita menikah, Mas janji kan akan bercerai?” erangnya manja sambil membenamkan kepalanya pada dadaku yang bidang. Rambutnya yang panjang terurai menyibakkan semerbak aroma bunga yang kusukai. “Sabar dulu, Sayang. Kirana sedang hamil. Tunggu sampai dia melahirkan dulu. Bagaimanapun bayi yang ada di rahimnya itu darah dagingku,” ujarku seraya mengusap pundaknya lembut dan memijatnya perlahan. “Janji ya, Mas. Pramesti ingin segera menikah dengan Mas Dimas. Pramesti mencintai Mas Dimas,” desahnya dengan suara yang selalu membuatku jatuh cinta. Suara khas yang demikian sempurna, seperti perpaduan dari getar senar harpa, gemericik air yang menyejukkan, dan kicauan burung di tanah surgawi. Masih terekam dengan jelas di ingatanku pada hari di mana kita bertemu untuk pertama kalinya... *** Saat itu, aku dan Kirana istriku mampir di restoran langganan untuk menikmati sop buntut kesukaannya. Kami baru saja pulang dari dokter kandungan. Sudah berhari-hari Kirana selalu merasa

Terimakasih Ayah dan Ibu

Image
Suatu kali ayah mengajak kami sekeluarga unt uk makan malam di luar. Kami akan makan malam di sebuah Art Gallery tempat ayah bekerja. Aku girang sekali. Dengan antusias aku mengenakan celana jins panjang kebanggaan, baju berwarna kuning menyala, jam tangan yang apabila ditekan tombolnya akan mengeluarkan nada lagu “Happy birthday to you” serta lampu berwarna-warni, kemudian menyemprotkan parfum pada sekujur tubuh. Berempat kami menaiki motor, aku selalu senang duduk di depan, lalu menikmati perjalanan sembari merasakan tiupan angin yang menerpa wajah. Apabila asap tebal datang, atau percikan debu dan pasir beterbangan, atau ketika serangga-serangga kecil mulai mengganggu, dengan sigap ayah menutup mataku dengan telapak tangannya. Art Gallery tersebut merupakan sebuah galeri tempat pemiliknya memamerkan karya-karya seninya, semerbak wangi bunga di mana-mana, wanita-wanita cantik bertubuh tinggi menjulang tersebar pada sudut-sudut ruangan. Ayah baru saja bekerja di tempat in