Bapak, Bolehkah Saya?

Bapak, bolehkah saya membawa pulang putri Bapak?

Mohon maaf, Bapak. Saya seperti perampok yang tiba-tiba saja merenggut harta Bapak yang paling berharga.

Terimakasih Bapak, sudah menghadirkan sesosok gadis serupa malaikat ini ke dunia, yang telah berhasil menggetarkan seluruh dunia dan kehidupan saya. Saya tahu Bapak adalah Bapak yang hebat. Putri Bapak berkali-kali bercerita dengan bangga mengenai Bapak dan saya menyimaknya dengan seksama. Segala ceritanya membuat saya berpikir betapa Bapak mencintai dan menyayangi putri Bapak. Membuat saya berpikir bahwa putri Bapak benar-benar serupa malaikat tak bernilai bagi Bapak. Membuat saya berpikir berjuta-juta kali untuk membuatnya menangis. Kalau Bapak saja berusaha mati-matian untuk membuatnya tersenyum, siapakah saya untuk membuatnya menangis?

Bapak, saya hanya pemuda dari keluarga sederhana. Namun, Bapak saya sama hebatnya seperti Bapak. Telah berhasil membesarkan anak sebandel saya hingga detik ini.
Bapak, saya juga tidak berasal dari keluarga yang berkelimpahan harta. Namun, sama seperti Bapak. Saya akan berusaha mati-matian untuk membuat putri Bapak -yang sama-sama kita anggap sebagai malaikat- itu tersenyum.

Bapak begitu hebat, telah berhasil membesarkan sesosok malaikat yang tampak sempurna tanpa cela di mata saya. Tahukah Bapak, hati saya senantiasa mekar hanya dengan menatap bola mata putri Bapak yang berpendar. Bapak juga harus tahu, betapa hidup saya terasa begitu ringan seolah tanpa beban setiap kali bibirnya yang merah itu tersenyum. Putri Bapak selalu berhasil membuat jantung saya berdegup karena jatuh cinta setiap hari. Putri Bapak punya segala alasan yang membuat saya yakin untuk terus membahagiakannya selama saya hidup.

Maka, apakah Bapak mengijinkan saya, untuk meneruskan perjuangan Bapak, untuk membahagiakannya?

Srg, 2 Des 16

Comments

Popular posts from this blog

Bulan Kesepuluh di Tahun 2024

With all her imperfections, she's trying to be perfect for me

Kamu Pasti Bisa, Mario!